Langsung ke konten utama

Unggulan

Kerupuk

Kerupuk merupakan makan khas Indonesia yang bisa dijumpai di tempat baso, warung, rumah makan dan tempat lainnya. Kerupuk adalah makanan ringan atau cemilan yang terbuat dari bahan dasar tepung tapioka, terigu, atau beras yang dicampur dengan bumbu-bumbu tertentu, lalu digoreng hingga mengembang dan renyah. Kerupuk sering dijadikan pelengkap hidangan utama atau dimakan langsung sebagai camilan. Variasi kerupuk ada banyak, seperti kerupuk udang, kerupuk ikan, atau kerupuk kulit.

teori behaviorisme

           
PSIKOLOGI PENDIDIKAN BERWAWASAN AL-QUR’AN
(Teori Behaviorisme)
Di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
 Berwawasan Al-Qur’an
Di susun oleh:
Kelompok 2
·         Riska Dwi Agustina    (20160720150)
·         Abdul Rofi’i Usman   (20160720164)
·         Dinullah Indaka Difa  (20160720173)

FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Rabbi atas terselesainya makalah yang berjudul “Teori Behaviorisme”. Semoga makalah ini dapat memberi pemahaman kepada penulis dan umumnya untuk para pembaca tentang Psikologi Pendidikan Berwawasan Al-Qur’an. Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada BagindaRasulullah Sholallhu A’laihi Wasalam beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
            Penulis merasa bahwa dalam menulis makalah ini masih menemui beberapa kesulitan dan hambatan, disamping itu juga menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan lainnya, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak.
            Menyadari penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:
1.      Ibu Ratna Sari, S.Pd.I, M.Psi. sebagai dosen pembimbing mata kuliah Psikologi Pendidikan Berwawasan Al-Qur’an.
2.      Teman-teman Sekelas PAI D, atas motivasi dan dukungannya yang telah diberikan.
3.      Sahabat yang telah memberikan pinjaman buku dari Universitas Sunan Kalijaga
4.      Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan membalas amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
DAFTAR ISI

A.      Latar Belakang 1
B.      Rumusan Masalah . 1
C.      Tujuan. 2
A.      Kesimpulan. 8

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perilaku manusia secara utuh dijadikan penilaian personal dalam keterlibatan lingkungan. Berdasarkan keadaan secara factual, seseorang dinilai pribadinya melalui kelakuan yang Ia tunjukan kepada orang sekitarnya. Salah satu contoh aspek kehidupan dalam dunia politik yakni Kepala Negara dipilih berdasarkan penilaian masyarakat atas tingkah laku mereka dalam menyampaikan visi dan misi yang diaplikasikan secara nyata. Artinya, dalam hal ini masyarakat atau lingkungan membutuhkan tindakan konkrit atau perilaku yang sesuai dengan komitmen sebagai Kepala Negara.
Berdasarkan contoh tersebut, perilaku perbuatan nyata merupakan nilai penting dalam berinteraksi agar dapat dipercaya dalam linkungan sekitar. Di sebabkan perilaku hal yang utama dalam penilaian individu dewasa ini, Teori Behaviorisme sebagai teori perilaku di jadikan latar belakang ketertarikan untuk di analisis secara filsafat.
Makalah ini mencoba memberi pandangan dan informasi yang sangat diperlukan bagi para pendiri untuk dijadikan bahan dan alat kegiatan belajar mengajar yang efektif. Teori Behaviorisme ini sangat diperlukan oleh para pendidik, seorang guru tidak hanya menguasai ilmu tentang teori behaviorisme, bisa memotivasi dan psikologi saja. Melainkan harus mengetahui strategi, metodi, tau pengaplikasian dan mengatur siswanya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang di maksud dengan definisi Dasar Teori Behaviorisme?
2.      Bagaimana Sejarah tentang Teori Behaviorisme?
3.      Bagaimana cara menghubungkan Teori Behaviorisme dangan ayat suci Al-Qur’an?
4.      Bagaimana cara pengaplikasian Teori Behaviorisme dalam dunia pendidikan islam?
C.     Tujuan
Dilihat dari berbagai macam fakta mengenai kualitas kinerja guru dalam proses belajar mengajar masih sangat kurang untuk diaplikasikan maka tujuan makalah ini dibuat untuk memberikan sedikit pandangan dan metode-metode yang praktis mengenai teori behaviorisme yang ditunjukan buat para pendidik.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Dasar Teori Behaviorisme
Behaviorisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan dengan proses mental. Menurut kaum behavioris, perilaku merupakan sesuatu yang biasa kita lakukan dan biasa kita lihat secara langsung. Seperti; anak membuat gambar, guru tersenyum pada murid keika murid bertanya pada guru, murid mengganggu murid lain, dan sebagainya.
Proses mental menurut Psikolog sebagai pikiran, perasaan, dan motif yang kita alami namun tidak bisa dilihat oleh orang lain. Meskipun kita tidak bisa melihat pikiran,perasaan, dan motif secara langsung semua itu adalah sesuatu yang pasti. Proses mental bisa disebut antara lain: pemikiran anak tentang membuat poster, perasaan senang terhadap guru kepada muridnya dan motifasi anak untuk mengontrol perilakunya.
Menurut behavioris, pemikiran, perasaan dan motif ini bukan subyek yang tepat untuk perilaku sebab semuanya itu tidak bisa diobservasi secara langsung. Pengkondisian klasik dan operan, yang merupakan dua pandangan behavioral yang akan segera kita diskusikan, menganut pandangan ini.
Kedua pandangan ini menekan pembelajaran asosiatif(assosiative learning), yang terdiri dari pembelajaran bahwa dua kejadian saling terkait (assosiated), misalnya pembelajaran assosiatif terjadi ketika murid mengasosiasikan atau mengaitkan kejadian yang menyenangkan dengan pembelajaransesuatu disekolah, seperti guru tersenyum saat murid mengajukan pertanyaan yang bagus. Diskusi analisis perilaku terapan juga mencerminkan pandangan behavioral yang focus pada perilaku yang dapat diamati dan pembelajaran asosiatif.[1]

B.     Sejarah Teori Behaviorisme
Teori Behaviorisme merupakan salah satu teori yang lahir pada akhir abad 19 dan awal abad 20. teori ini dimulai oleh Ivan Pavlov (1849-1936 M) yang sudah melakukan eksperimen bagaimana respon terlahir berkat adanya stimulus, hasil eksperimennya menjadi salah satu cabang aliran behaviorisme, yaitu aliran klasik.
1.      J.B Watson (1878 – 1958 )
J.B Watson merupakan peletak dasar dan tokoh utama dalam teori Behaviorisme, Menurutnya objek penelitian psikologi itu hanya terbatas pada study pelaku lahir manusia. Penelitian psikologi juga menjauhi hal-hal yang tidak bisa diketahui oleh indera termasuk akal,pikiran, kecerdasan dan yang berhubungan dengan akal pikiran. Tokoh lainnya dalan teori ini adalah skinner, ia membatasi ilmu jiwa sebagai study yang mengkaji tingkah laku sebagai objek penelitian.
Maksud dari tingkah laku ialah sebagai sesuatu yang lahir dari makhluk hidup termasuk manusia. Tingkah laku ini dapat dikontrol, diamati, dan di evaluasi secara objektif.penganut teori ini harus memperhatikan peristiwa yang terjadi di suatu lingkungan seperti mengamati bagaimana tinkah laku seseorang.
2.      Edward L. Thorndike (1874-1949)
Edward L. Thondike menambahkan kaidah pembiasaan klasik ke dalam teori ini. Menurut Skinner pemberian sanksi pada pesera didik bisa berdampak negative terhadap peserta didik, seperti lupa apa undur yang telah diajarkan. Para pendukung teori ini menghailkan beberapa hukum antara lain: hukum penghubungan pengkondisian, hukum pengulanagan, hukum hasil belajar, hukum jarang guna dan hukum pembelajaran atau latihan. Hukum ini diterapkan di sekolah dan sangat berpengaruh besar dalam evaluasi belajar serta evaluasi kepribadian siswa, termasuk perbedaan antara siswa dengan siswa lainnya.
3.      F. Skinner.
B. F. Skinner pada tahun 1953 menulis buku Science and Human Behavior, menjelaskan tentang peranan dari teori operant conditioning didalam perilaku manusia. Pendekatan Behavior merupakan pendekatan yang berkembang secara logis dari keseluruhan sejarah psikologi eksperimental.[2]
C.     Ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan Teori Behaviorisme
Menurut prespektif Imam Al Ghazali dalam sudut pandangnya, yang berkaitan dengan teori ini yaitu akhalak. Jadi ahlak menurut Iman Al Ghazali yaitu sikap, sifat, kepribadian.
Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Q.S. Al Ahzab ayat 21.[3]
Artinya:
Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang  baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.
Jadi ayat ini menjelaskan tentang Akhlak dari Rasulullah SAW, dimana Rasulullah SAW adalah orang yang mulia dan di muliakan oleh Allah SWT, karena sebaik-baiknya akhlak adalah akhlak Rasulullah SAW. Menurut teori Behaviorisme bahwasanya dalam menilai karakteristik atau perilaku seseorang makan terlebih dulu menjelaskan dengan cara mengamati atau melihat orang tersebut.
Contohnya kisah perjalanan Rasulullah yang diamati oleh seorang pendeta yang bernama Bukhairoh, ketika itu pendeta tersebut melihat ada seorang anak muda yang lagi beristiratdibawa pohon dan Pendeta tersebut melihat seolah-olah pohon itu merunduk dan melindungi pemudah itu dari panasnya cahaya matahari, dan Pendeta itu terkejut lalu mengatakan bahwa kelak nanti pemuda itu akan menjadi Nabi akhir zaman.[4]
D.    Aplikasi Teori Behaviorisme Dalam Dunia Pendidikan Islam.
Ivey (1987) menjelaskan bahwa dalam pendekatan behaviorisme hal yang penting untuk mengawali konseling adalah mengembangan kehangatan, empati dan hubungan Supportive. Corey (2005) menjelaskan bahwa proses konseling yang terbangun dalam pendekatan behaviorisme terdiri dari 4 hal yaitu:
1.      Tujuan trapis dialahkan pada memformulasikan tujuan secara spesifik, jelas, konkrit, mengerti dan di terima oleh konseling dan konselor.
2.      Peran dan fungsi Konselor atau terapis adalah mengembangkan ketrampilan menyimpulkan, refenction, clarification, dan open ended, questioning.
3.      Sederhana konseling dalam melakukan terapi dan partisipasi konselor ketika proses terakhir berangsung akan memberikan pengalaman positif dalam konseli dalam terapi
4.      Memberikan kesempatan pada konseli karena kerjasama dan harapan positif dari konseli akan membuat hubungan terapis lebih efektif.[5]

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pemaparan materi teori behaviorismedi atas, dapat disimpulkan bahwa seorang pendidik bukan harus menguasai ilmu yang akan disampaikannya, melainkan juga mampu menguasai metode atau cara pendekatan untuk mengirimkan pengetahuannya. Ia juga harus pandai melihat karakter dan bakat kecerdasan yang dimiliki masing-masing peserta didiknya dan mencoba memberikan dorongan untuk mengembangkan bakat dari peserta didik.
Paradigma teori belajar behaviorisme memiliki peranan penting dalam pengembangan multimedia pembelajaran. Dari banyak bentuk multimedia pembelajaran yang ada tutorial, simulasi, drill, eksperimen dan permainan semuanya tidak dapat dilepaskan dari pengaruh teori belajar behaviorisme.

DAFTAR PUSTAKA
Santrock, John W. 2008. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta:Kencana
Khairani, Makmun. 2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo
Sanyata, sigit (2012). Teori dan Aplikasi Pendekatan Behaviorisme dalam Konseling. Jurnal        paradigm, no. 14 Th. VII, Juli 2012
Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat: 21
Risalah para Nabi.



[1] Santrock, John W, Psikologi Pendidikan, edisi kedua, Kencana,Jakarta,2008,hlm
[2] Khairani, Makmun, Psikologi Belajar.Aswaja Pressindo, Yogyakarta,2013
[3] Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat: 21
[4] Risalah para Nabi.
[5] Sanyata sigit, Teori dan Aplikasi Pendekatan Behaviorisme dalam Konseling,Jurnal        paradigm,2012,no. 14 Th. VII

Komentar

Postingan Populer